Pemuja
Rahasia Masha
Melangkah
dengan langkah yang gugup dan tergesa-gesa aku harus mengejar waktu yang
semakin terbatas untukku. Aku harus tiba tepat waktu untuk mendapat jawaban
dari semua rasa penasaranku akan sosok yang selalu mengikuti setiap hari. Sosok
itu selalu mengikutiku kemanapun aku pergi, dia seperti hantu yang selalu
menghantuiku dengan pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengunggah rasa
penasaranku. Hatiku selalu bertanya siapakah dia, siapa dia yang selalu ada
dalam setiap langkahku, hari-hariku, dan aku menjadi semakin penasaran dengan
sosokmu. Apa yang dia inginkan dariku mengapa dia selalu mengikutiku ?
pertanyaan ini selalu muncul dalam benakku, dan hari ini aku akan mendapatkan
jawaban itu. Tempat ini seperti……….. ahhh aku harus fokus apa dia hanya ingin
mempermainkanku? Tapi mengapa apa alasannya?. Kalau dia ingin berbuat jahat
padaku, apa dia adalah penjahat yang ingin menculikku tapi mengapa dia selalu
mengirimkanku bunga lili kesukaanku setiap pagi dan selalu menulis kata-kata
yang indah seindah bunga itu. Sudah 1 jam aku menunggu disini, dan jus
strawberri ini sudah habis 2 gelas. Harus berapa lama aku harus menunggu ,
menunggu hal yang aku tak pernah tahu apakah penantianku menemukan jawaban dari
setiap pertanyaanku dan apakah penantianku ini harus berakhir. Langkah itu
terdengar sangat dekat, apakah dia yang menghampiriku sosok yang selalu aku
nantikan. Ternyata tidak, dia hanyalah seorang pelayan yang memberikanku
sepucuk kertas dan bertuliskan “ terima kasih telah datang untukku, aku malu
menampakkan diriku di depan wanita secantik dirimu yang selalu ceria dan anggun
seperti lili, aku hanya ingin kau bisa merasakan masya betapa aku selalu
mengagumimu walaupun kau tak bisa kumiliki. Lihatlah ke sebelah kanan maka kau
akan tahu siapa aku sebenarnya “. Mengapa dia seperti ini, di sebelah kananku.
Lili, apa dia penjual bunga? Apa belum puas dia selalu mengirimkan lili untukku
setiap hari? Dia bisa rugi karena mengirimkan lili sebanyak itu untukku?
Siapakah sebenarnya dirimu???
Langkah penuh
kecewa, tetapi dengan adanya lili ini aku cukup bisa memaafkanmu pemuja
rahasiaku. Apa ini ? sepucuk surat kembali ada di bawah pintu rumahku “
senyummu selalu manis walaupun perasaanmu sangat kecewa “. Sebenarnya siapakah
dirimu ? mengapa kau begitu malu untuk bertemu denganku ? biarlah aku simpan
pertanyaan ini untukmu.
Badanku
terasa pegal, aku butuh istirahat tetapi rasa penasaran yang menyelimuti
pikiranku lebih besar dari keinginganku untuk istirahat. Handphoneku berdering
sebuah pesan masuk telah menghiasi layar, pesan itu dari Rian. “ masha kamu
dimana? “ hahhhh…… aku lebih baik tidur aku tak ingin membalas apapun tentangmu. Sudah
cukup kau selalu membohongi hatiku, betapa terlukanya hati ini saat tahu bahwa
orang yang kita sayangi ternyata mengkhianati hubungan yang telah dibangun
selama 3 tahun. Rian mengapa kamu harus melakukan itu padaku ? fikiranku
sekarang penuh dengan rasa penasaran dan sakit hati pada Rian.
Masha . . . . . . . . masha . . .
. . . ! ! ! suara itu membangunkanku dari tidurku. Itu suara mama, yang baru
pulang dari rumah kakek. Mama sudah 3 bulan pulang pergi rumah kakekku yang
berada di Bandung, mengurus kakekku yang sedang sakit. Mama pulang ketika akhir
pekan selalu mengontrol kegiatanku selama 1 minggu. Aku sering merasa kesepian
karena aku tak punya teman untuk berbagi, maklumlah aku adalah anak tunggal. Jadi,
sehari-hari aku hanya ditemani oleh bibi ipah, dia adalah pembantu rumah tangga
yang bekerja di rumahku dan pak ishak, supir yang selalu mengantarkanku
kemanapun dan seperti body guard untukku. Aku selalu merasa kesepian ketika aku
bertemu Rian, semuanya terasa agak berubah aku merasa tidak kesepian dan juga
ketika pemuja rahasiaku yang muncul ketika aku mulia bosan dengan hubunganku
dengan Rian yang selalu dihiasi dengan rasa cemburu, kecewa, dengan sikap-sikap
Rian yang selalu merahasiakan sesuatu padaku.
Tetapi, rasa
sayangku untuknya selalu mengalahkan kebencianku, amarahku dan selalu sabar
serta memaafkan semua hal yang pernah dia perbuat. Terkadang aku ingin lari dan
pergi jauh dari hidupnya namun, aku tak pernah bisa. Pemuja rahasia, aku selalu
menyimpan rasa penasaranku tentangnya. Siapa sebenarnya dia, ohhh Tuhan
siapapun pemuja rahasiaku tolong berikan kebahagiaan untuknya. Sejenak
lamunanku terhenti dengan suara bi ipah yang mengetuk pintu kamarku.
Mbak masha .
. . . mbak masha . . . . ! ! !
Iya bi, ada
apa bi ?
Begini mbak,
dipanggil ibu disuruh makan malam bersama !
Iya bi, nanti
masha turun.
Pasti
investigasi lagi dari mama, huhhh bosen kalau tiap minggu harus kayak gini, aku
kan bukan tersangka pencurian yang harus diinvestigasi tiap minggu. Tetapi, aku
selalu mengerti mengapa mam seperti itu, mama terlalu sayang denganku sampai
hal-hal terkecil seperti jerawatku, mama selalu memberi solusi, dan
menginvestigasiku dan urusan hatiku juga demikian. Mamaku mengenal Rian dan
menyukai Rian, mamaku malah sudah memberiku restu dengan hubunganku dengan
Rian. Tetapi, kenyataan yang ada aku hanya ingin berusaha untuk pergi dari
hidupnya. Sudah cukup aku selalu dibuat cemburu dan kecewa dengan tingkah laku
Rian yang selalu selingkuh di belakangku. Dia terlalu peduli dengan teman-teman
perempuannya yang tidak tahu mal bhawa Rian sudah memiliki kekasih yaitu aku.
Tetapi, mereka malah sering mendekati Rian dan bahkan sering merangkulnya, dan
ketika bertemu mereka lebih akrab dengan Rian dibanding aku. Hatiku selalu
sedih ketika melihat itu semua, aku memang tidak seperti teman-teman Rian yang
berpenampilan seksi dan gaul. Apa karena hal itu Rian menjadi lebih betah
dengan teman-temannya dibandingkan saat kami kencan ? aku sudah sering
menanyakan hal itu padanya, tetapi dia selalu menjawab, “ kamu yang selalu
sibuk dengan ekskul kam di sekolah masha, dan selalu telat “. Mungkin itu semua
memang salahku, karena selalu sibuk dengan ekskul sekolahku. Pemuja rahasiaku,
dia hadir saat aku bosan dengan hubunganku dengan Rian belakangan ini dia
selalu sibuk dengan kuliahnya, aku selalu memberikan semangat untuknya lewat
sms, akun facebook dan twitter walaupun Rian jarang membalasnya. Pemuja
rahasiaku hadir ketika valentine tahun lalu, ketika itu aku dan Rian sedang
makan malam di sebuah restoran yang sengaja di pesan Rian untuk merayakan
valentineku dengan dia. Saat itu sebelum aku dan Rian sampai di restoran itu,
aku mendapat sebuah rangkaian bunga mawar merah berbentuk cinta yang dikirimkan
olehku. Aku mengira rangkaian bunga itu dikirimkan Rian untukku tetapi, Rian malah
memberikanku seikat bunga mawar merah dan putih yang dirangkai menjadi satu. Aku
bertanya dalam hati dari siapa rangkaian bunga ini kalau bukan Rian yang
memberikannya.
“Bunga dari
siapa ini sha? “
“Aku nggak
tau juga, disini ditulis bunga ini untukku, padahal aku nggak tau siapa yang
ngirim ? kamu jangan marah ya !!!”
“Ya udah,
mungkin itu dari penggemar kamu atau mungkin dari mama kamu.”
Aku berpikir
Rian akan marah dan kecewa dengan rangkaian bunga yang dikirim padaku, tetapi
tidak ada nama pengirimnya dan aku salah Rian sama sekali tidak marah. Begitulah
Rian, dia tidak merasa cemburu dan berburuk sangka padaku sampai dia menemukan kenyataan,
dia akan marah padaku. Dari hari itu, penggemar rahasiaku sering mengirimkan
hal-hal yang menjadi kesukaanku seperti bunga lili yang sering dia kirimkan
padaku dan sepucuk surat dengan
kata-kata indah untukku membuat aku selalu bersemangat menjalani hari-hariku.
Kadang saat dia tak mengirimi aku bunga lili satu hari, aku merasa sangat sedih
seperti ada yang hilang dari diriku. Aku selalu bertanya siapa sebenarnya dia
yang menjadi penggemar rahasiaku. Dan kemarin saat aku ingin bertemu dengannya
dan tahu siapa dirinya, ternyata dia malu dengan dirinya. Apa yang harus dia
malu dengan dirinya ? apa karena fisiknya? Sejenak imajinasiku terbang
melayang-layang membayangkan dia, apakah dia laki-laki yang berpenampilan culun
namun pandai merangkai kata-kata. Apa dia berpenampilan rapi, cool, tapi
memiliki sikap yang psikopat. Aku tidak mau lagi berkhayal seperti itu, karena
siapapun dia, terima kasih sudah memberikan semangat bahagia untukku setiap
pagi.
Mendung
menyapa pagi ini dengan gerimis yang meramaikan langit, dan udara dingin yang
menusuk selimutku. Aku enggan untuk beranjak dari tempat tidur meskipun suara
mama yang sudah membangunkanku. Haahhhh……. Ini hari minggu ma, ngapain harus
bangun pagi-pagi. Lebih baik aku tidur lagi tak peduli suara mama. Aku masih
malas untuk beranjak dari tempat tidurku, tapi suasana perutku yang mulai
mengamuk karena belum ada makanan yang masuk.
“ bi. Mama
mana ?”
“ ibu pergi
mbak sama bapak ke rumah om ridwan “
“ iya udah “
“ ini
makanannya mbak masha dan ini titipan untuk mbak masha”
“ dari siapa
bi ? “
Bi ipah
tidak menjawab pertanyaanku, mungkin dia tidak mendengarnya karena belakangan
ini, kondisi pendengaran bi ipah agak terganggu. Sebuah kotak berbungkus kertas
berwarna biru dan sepucuk kertas. Aku terkejut ketika membukanya, isinya adalah
sebuah boneka beruang dan sekotak coklat kesukaanku. Ini pasti dari penggemar
rahasiaku, aku pun membuka isi suratnya “ aku ingin bertemu denganmu masha, jam
5 di tepi danau” . aku sangat terkejut dia ingin bertemu denganku sore ini
padahal aku dan Rian akan pergi ke taman juga hari ini, aku tidak ingin membuat
Rian kecewa dan merusak kencan kami. Apa yang harus aku lakukan ? aku terus
memikirkan itu hingga waktu menunjukkan pukul 4, apapun yang akan terjadi aku
harus jujur dengan Rian bahwa aku memiliki penggemar rahasia.
Suasana
begitu ramai, dan Rian sudah menungguku di pintu masuk taman. Aku berjalan
bersama dengan Rian, hingga waktu menunjukkan pukul 5, dia belum juga
menampakkan diri dan memnerikanku petunjuk dimana aku bisa bertemu dia.
“ Kamu
kenapa sha ? kenapa kamu gelisah? ”
“ Aku . . .
. . . . aku . . . . . “
“ Kenapa ?
bilang aja ! kamu laper atau nggak suka sama tamannya ? ”
“ Bukan. Aku
Cuma ingin jujur sama kamu Rian. “
“ Jujur ?
jujur tentang apa? “
“ Sebenarnya
selama ini, aku memiliki penggemar rahasia. Dia selalu mengirimkan semuan hal
yang aku suka setiap hari dan mengrimkan aku kata-kata yang indah dan romantis
untukku. Tapi kamu jangan marah karena aku nggak punya hubngan apapun dengan
dia, bahkan aku belum tahu siapa dia. “
“ Aku nggak
marah sha, aku juga nggak bisa marah sama kamu karena siapapun penggemar
rahasiamu, dia sangat benar memuja dirimu karena kamu sangat cantik dan banyak
hal yang indah dan baik dalam dirimu. Aku pu beruntung memiliki dirimu.
“ hari ini
dia ingin bertemu denganku “
“ aku akan
menemanimu sha “
“ maaf mbak,
ini ada titipan “
“ Dari siapa
pak ? “
“saya juga
kurang tahu mbak, dia Cuma minta tolong saya untuk memberikan ini”
“ terima
kasih pak “
“ masha,
temui aku di dekatmu meskipun kau tak berpindah, temui aku di dekatmu dengan
menoleh ke arah kirimu dan temui aku ketika kamu menatap mataku “
“ aku nggak
ngerti ian ! ‘
“ coba baca
dulu deh isi suratnya!”
“ ini sama
sekali nggak masuk akal karena yang ada di dekat aku, di samping kiriku dan
menatap mata seseorang Cuma kamu Rian “
Sejenak aku
mulai kesal dengan surat ini dan keadaan menjadi hening tak ada kata-kata yang
keluar dari mulut Rian dan ak. Kami berdua hanya terdiam dan satu suara memcah
keheningan itu.
“ iya benar
sha, benar yang kamu katakan.”
“ benar ?
benar apa? “
“ aku adalah
penggemar rahasiamu!”
“ kamu ?
kamu adalah pacarku Rian. Aku semakin tidak mengerti ? “
“ sebenarnya
yang mengirimkanmu bunga lili, rangkaian bunga mawar di hari valentine yang aku
berikan padamu, semuanya yang pernah kamu terima dari pemuja rahasiamu, itu
aku. ”
“ kenapa?
Kenapa Rian? Kenapa kamu lakuin itu? “
“ aku hanya
ingin menjadi pemuja rahasiamu “
“ tapi
mengapa ? “
“ aku hanya
mencoba memberikan perhatian padamu dan memberikan ujian padamu, apakah dengan
adanya pemuja rahasia kau berhenti mencintaiku, ternyata aku salah, kamu tetep
sayang dan masih seperti dulu walaupun ada seseorang yang selalu memujamu “
“ jadi, kamu
belum percaya dengan semua hal yang telah aku lakuin untuk kamu? Tapi kenapa
Rian? Apa belum cukup semuanya bukti itu? Perhatian dan kesetianku? “
“ maafin aku
sha, aku hanya mau apa yang aku jalani sama kamu nggak sia-sia! Dan sekarang
aku tahu kalau itu semua nggak sia-sia ! “
Aku
dan Rian terdiam dalam keheningan yang lama, air mata mulai membasahi pipiku.
Air mata ini selalu menetes di saat Rian membuat hatiku sedih tetapi, saat ini
aku tak tahu apakah aku harus marah, sedih, dan menyalahkan Rian. Aku tak boleh
egois Rian sudah menyatakan apa alasannya dia seperti itu, tapi aku merasa dia
hanya meremehkan kesetiaanku dan rasa sayang yang aku berikan.
“
Sha . . . . . . “ suara lembut yang membuat aku merasa tenang.
“
iya yan “
“
kamu jangan marah ya, aku minta maaf kalau apa yang aku lakukan ternyata
membuatmu sedih dan kecewa ! “
“
aku udah maafin kamu yan, aku nggak mau kita pisah “
“
iya, aku nggak akan remehin kamu lagi aku percaya sama kamu “
Rasa
sedih, kecewa yang menyelimuti hatiku, hilang setelah ucapan Rian yang membuat
hatiku merasa tenang. Seikat bunga mawar merah yang dia berikan padaku, menambah
rasa bahagiaku. Sekarang tidak ada lagi rahasia yang harus aku jaga dari Rian
tentang pemuja rahasiaku, karena pemuja rahasiaku adalah pacarku sendiri.